Selasa, 22 November 2011

TRANSMISI RODA GIGI

TRANSMISI RODA GIGI.
Transmisi daya dengan roda gigi mempunyai keuntungan, diantaranya tidak terjadi slip yang menyebabkan speed ratio tetap, tetapi sering adanya slip juga menguntungkan, misalnya pada  ban mesin (belt) , karena slip merupakan pengaman agar motor penggerak tidak rusak.
Apabila putaran keluaran (output) lebih rendah dari masukan (input) maka transmisi disebut : reduksi ( reduction gear), tetapi apabila keluaran lebih cepat dari pada masukan maka disebut : inkrisi ( increaser gear).
Perbadingan input dan output disebut : perbandingan putaran transmisi (speed ratio), dinyatakan dalam notasi : i .
nfsjkafjsafms
Speed ratio :  i =  n1 / n2 = d2 / d1 = z2 / z1
Apabila:i  <  1     = transmisi roda gigi inkrisi
i  >  1     = transmisi roda gigi reduksi
Wheel           Pinion           Pinion                         Wheel
z2 , n2            z1, n1          z1,  n1                          z2, n2
Ada dua macam roda gigi sesuai dengan letak giginya :
1. Roda gigi dalam (internal gear), yang mana gigi terletak pada bagian dalam dari lingkaran jarak bagi.
2. Roda gigi luar ( external gear), yang mana gigi terletak dibagian luar dari lingkaran jarak, jenis roda gigi ini paling banyak dijumpai.
Roda gigi dalam- banyak dijumpai pada transmisi roda gigi planit (planitary gear) dan roda gigi cyclo.
Apabila dua rodagigi dengan gigi luar maka putaran output akan berla wanan arah dengan putaran inputnya, tetapi bila salah satu rodagigi dengan gigi dalam maka arah putaran output akan sama dengan arah putaran input.
Bila kerjasama lebih dari dua rodagigi disebut : transmisi kereta api (train gear).
Train Gear
Speed ratio pertama :   i1 = n1 / n2                                n1 z1
Speed ratio kedua    :   i 2 = n2 / n3
Speed ratio total :      i T = i 1  x  i 2 =  n1 /n2 x n2 /n3  = n1 / n3
Jadi pada train gear, speed ratio hanya tergantung roda gigi pertama dan yang terakhir, sedang roda gigi diantaranya hanya sebagai makelar saja.
Speed ratio total : i T = n1 / n3 = d3 / d1 = z3 / z1 .
Sedang arah putaran tergantung jumlah roda gigi, apabila jumlahnya genap ( 8, 10, 20 dll) pasti arah putaran output berlawanan arah
Tetapi bila jumlah rodagigi gasal (3, 9, 15 dll) maka arah putaran output sama dengan arah inputnya.
Untuk roda gigi lurus (spur) dan penggunaan normal maka batas speed ratio adalah 6 , apabila speed ratio lebih dari enam harus dibuat dengan dua tingkat (stage).
Speed ratio maksimal :  i maks < 6
Apabila speed ratio lebih dari enam maka dilakukan sebagai berikut (Multi stages):
Output : z4 , n4
Pinion       z2, n2              z3, n3
Z1, n1
Speed ratio total : i T = n1 / n2  x n3 / n4 = (n1 . n3) / (n2 . n4)‏
Pada gambar sket di atas terlihat bahwa fungsi roda gigi , selain yang pertama (pinion) dan yang terakhir (wheel), yaitu roda gigi 2 dan roda gigi 3 diperhitungkan dalam menghitung speed ratio total.
Dalam aplikasi, speed ratio roda gigi mempu nyai nilai tidak bilangan utuh, misalnya : 2,4, 6  dll, tetapi berupa bilangan tertentu, misal: 2,9991 ; 1,666 dll.
Hal tersebut terjadi karena perancang transmisi roda gigi menginginkan , bahwa setiap gigi diharap kan bertemu dengan setiap gigi dari roda gigi yang lain, misalnya: design :   i = 2   maka  jumlah gigi pinion= 20 (min) dan rodagigi wheel= 40 , maka gigi nomor satu akan selalu bertemu dengan gigi nomor satu roda gigi lain, apabila terjadi ketidak homogenan material maka bagian tersebut mungkin akan aus tidak merata, oleh sebab itu dicari cara yang mudah, yaitu dengan menambah satu gigi pada wheel misalnya.
Jadi :  i = 41 / 20 = 2,0500 dll
9. Roda gigi payung ( bevel gear)‏
Roda gigi payung atau roda gigi trapesium digunakan apabila diinginkan antara sumbu input dan sumbu output menyudut  90 0. .
Bentuk gigi yang biasa dipakai pada roda gigi payung :
Bentuk gigi lurus atau radial
Bentuk gigi miring atau helical
Bentuk gigi  melengkung atau spherical.
Output (wheel)‏
Input (pinion)                    gaya aksial          z 2, n2
Z1, n1
Gaya yang ada : yaitu gaya tangensial
Gaya radial
Gaya aksial
Ketiga gaya dapat dilukiskan sebagai gaya dalam 3 dimensi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar